top of page
Search
mettynenotek

Kematian Kristus (pertemuan Ke-4)

1. Mengapa Kristus harus mati di atas kayu salib

"Penebusan dosa (rekonsiliasi antara Tuhan dan umat manusia) berakar di dalam kasih dan keadilan Allah: kasih menawarkan jalan keluar bagi orang-orang berdosa, dan keadilan menuntut dipenuhinya persyaratan hukum."

"Penebusan dosa berada di pusat iman Kristen. Kristus telah mati menggantikan kita, menjadi objek murka Allah dan kutukan hukum, dan menebus keselamatan bagi semua orang percaya."

"Penebusan dosa (rekonsiliasi antara Tuhan dan umat manusia) berakar di dalam kasih dan keadilan Allah: kasih menawarkan jalan keluar bagi orang-orang berdosa, dan keadilan menuntut dipenuhinya persyaratan hukum."

"Penebusan dosa berada di pusat iman Kristen. Kristus telah mati menggantikan kita, menjadi objek murka Allah dan kutukan hukum, dan menebus keselamatan bagi semua orang percaya." -

Kekristenan adalah agama, bukan sebagai buku panduan, namun sebuah penyelamatan ilahi. Alkitab adalah buku yang berisi sejarah keselamatan, dengan pesan utamanya adalah bahwa Allah Putra datang ke bumi dalam pribadi Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia yang berdosa dari murka Allah Bapa yang adil. Dengan demikian, Injil mengungkapkan bahwa manusia diselamatkan oleh Allah dan dari Allah. Injil juga mengungkapkan bahwa keselamatan hanya disediakan melalui kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Jadi, salib Kristus adalah "crux" dari agama Kristen ("crux" dalam bahasa Inggris berarti "titik penting", tetapi dalam bahasa Latin berarti "salib").

Untuk memahami penebusan dosa, kita harus terlebih dahulu memahami kondisi manusia yang berdosa dan murka Allah yang setimpal terhadap dosa. Tanpa dosa, tidak ada murka Allah. Tanpa murka Allah, tidak ada yang perlu diselamatkan. Saya berulang kali menegaskan bahwa Injil tidak akan pernah menjadi kabar yang sungguh-sungguh amat baik tanpa kesadaran bahwa kita adalah manusia yang sungguh-sungguh amat buruk. Tidak ada kabar buruk. Sulit membayangkan pemberitaan Injil dapat dengan benar dilakukan tanpa membahas kabar buruk bahwa manusia berada dalam murka Allah.

Apabila manusia tidak tahu bahwa mereka berada dalam keadaan yang buruk, maka tidak akan ada kabar yang menurut mereka baik. Kasih tidak akan pernah menjadi kasih tanpa keadilan. Kecuali kita menyadari bahwa diri kita sedang berada dalam bahaya murka Allah, maka kita tidak akan pernah mengerti betapa besarnya karya kasih Allah untuk kita. Tidak mungkin kita bisa memberitakan Injil tanpa kita tahu betapa seriusnya dampak yang diakibatkan karena dosa. Konteks yang penting ini membuat makna kematian Yesus di kayu salib jauh lebih mudah dipahami.

Dosa ditelanjangi

Menurut Alkitab, kebutuhan seseorang untuk mendapatkan keselamatan berasal dari kenyataan bahwa ia adalah orang berdosa. Namun, hal ini segera memunculkan beberapa pertanyaan penting tentang dosa. Misalnya, seperti apa dosa itu? Dari manakah asalnya? Alkitab menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis tentang sifat, asal, jenis, efek, dan luasnya dosa.

Apakah dosa itu?

Intinya, dosa adalah pernyataan tentang otonomi spiritual (kemerdekaan yang dinyatakan, bahkan dari Allah), atau pelanggaran yang dilakukan terutama terhadap Allah (Mzm. 51:4-6), meskipun juga dilakukan terhadap manusia. Alkitab menggunakan sejumlah istilah Ibrani dan Yunani untuk menggambarkan berbagai aspek dan nuansa dosa. Namun, istilah yang paling terkenal adalah "hata" dalam bahasa Ibrani, dan "hamartia" dalam bahasa Yunani. Umumnya semua itu menggambarkan dosa sebagai kehilangan tanda yang ditetapkan oleh Allah, tersesat dari Allah, dan secara aktif memberontak melawan Allah.

Penyimpangan dari Allah yang disengaja dilakukan oleh manusia ini sering mengambil bentuk tertentu, yaitu melanggar perintah Allah (Rm. 2:12-14; 4:15; 5:13; Yak. 2:9-10; 1Yoh. 3:4). Karena hukum moral yang diungkapkan di dalam Kitab Suci merupakan perpanjangan dari karakter Allah yang kudus dan benar, maka pelanggaran hukum-Nya merupakan sebuah penghinaan terhadap Allah sendiri. Sehubungan dengan hal ini, dosa mungkin sepatutnya didefinisikan sebagai sesuatu (termasuk tindakan, sikap, dan sifat) yang bertentangan dengan karakter moral dan perintah Allah. Cara-cara lain yang mengacu pada dosa mencakup ketidakbenaran (Mzm. 51:4-6), kefasikan (Rm. 8:7), dan pelanggaran hukum (1Yoh. 3:4)

2. Kematian Kristus sebagai rencana Allah menyelamatkan seluruh ciptaan

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah (Rom 8:8-9).

Pada momen perayaan Paskah ditahun ini, marilah kita renungkan sejenak kasih Bapa yang dinyatakan melalui Karya Agung Yesus Kristus bagi dosa kita orang berdosa. Kematian Yesus memberi hidup kepada kita yang percaya kepadanya, namun kematian yang seperti apa? Dan kehidupan yang mana ?

Kematian Yesus

Alkitab secara jelas menyatakan bahwa manusia telah jatuh dalam dosa sejak Adam melanggar perintah Tuhan dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat, kejatuhan manusia dalam dosa (Roma 5:14).

Kejatuhan manusia dalam dosa mengakibatkan kecendrungannya yang jahat dimata Allah. Allah adalah kudus dan suci, sehingga Dia menginginkan setiap umatnya pun harus hidup dengan penuh kekudusan. Saat musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dalam perjalanannya Allah menuntun umat-Nya, dan banyak dari mereka umat Israel yang mati karena hidup tidak kudus dengan melawan perintah Allah, setiap kali umat manusia berbuat dosa, ia harus disucikan dengan melakukan pengorbanan penghabus dosa dan penghapus salah dengan mengorbankan anak lembu atau domba yang tidak bercacat cela, dosa kita manusia ditanggung oleh domba atau lembu yang dipersembahkan, dan hal ini terjadi terus menerus sampai Kristus datang ke dunia.

Tanpa kematian domba atau lembu yang dipersembahkan manusia akan hidup dalam dosa dan Allah mengatakan kepada musa orang -- rang tersebut harus dilenyapkan dari antara bangsanya (Imamat 18:29). Tanpa pengorbanan tidak akan ada pengampunan dan tanpa pengampunan dari Allah adalah kematian kita manusia.

Kematian Kristus Yesus sebagai Anak domba Allah adalah pengorbanan yang sempurna dan tanpa cacat celah, Yesus mengalami penderitaan, orang mengira Dia kena Tulah, dipukul, ditindas, tertikam, diremukkan oleh karena kejahatan kita (Yesaya 53:4-5).

Besarnya kasih Allah kepada kita ditunjukkan melalui dua hal. Pertama, melalui besarnya pengorbanan-Nya untuk menyelamatkan kita dari hukuman dosa. Kedua, besarnya ketidaklayakan kita dalam mendapatkan keselamatan. Kita layak mendapatkan hukuman Allah, bukan pengorbanan Allah. Allah berkorban bagi kita. Bukan karena kita melainkan karena menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Ef 1:7). Allah menunjukkan kasih-Nya ketika kita masih berdosa, yaitu dengan bersedia menggantikan kita di kayu salib, kematian-Nya sekali untuk selamanya (1 Pet 3:18).

Memberi Hidup

Apakah maksud hidup dalam pengorbanan Yesus ?

Mendapat keselamatan / Hidup yang kekal (Yoh 3:16; 1 Yoh 5:11-13; Yoh 6:47)

Keselamatan jiwa yang diberikan oleh Yesus kepada setiap orang yang percaya dan mengandalkanNya sebagai Tuhan dan Juruslamat. Kita sudah pindah dari dalam maut kedalam hidup, kita yang seharusnya dihukup di penyiksaan kekal tetapi menerima kehidupan kekal.

Diperdamaikan dengan Allah (Roma 5:10; 2 Kor 5:18-21; Kol1:20). Akibat dosa diri kita telah terpisah dengan Allah sehingga kita telah kehilangan kemuliaanNya. Melalui Yesus kita diperdamaikan dengan Allah sehingga hubungan kita dengan Allah kembali pulih dan Dia akan mendengar doa-doa kita. Kita punya jalan kepada Bapa di Sorga. Yesus adalah imam besar yang membuka jalan kepada Allah. Pengampunan Dosa dan penyucian (Matius 26:28; 1 Yoh 1:7; Kisah 5:31; Kisah 10: 43; Ef 1:7; Roma 6:10). Sebab oleh dan di dalam Kristus kita semua beroleh pengampunan dosa, dan penyucian dosa, sehingga kita beroleh persekutuan dengan Bapa. Karena upah dosa adalah maut sehingga manusia perlu mendapat pengampunan dosa untuk diselamatkan. Yesus mampu mengampuni dosa manusia.

Menerima Roh Kudus (Kis 2:38;)

Saat kita mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan maka Roh Kudus akan memeteraikan kita dan kita akan menerima Roh Kudus, beroleh Keberanian masuk ke tempat kudus (Ibr 10:19). Saat Yesus belum mati di Kayu salib untuk dosa-dosa kita kita tidak mungkin masuk menghadap Bapa, dan tidak mungkin Allah yang Maha Kudus mau menemui kita, tetapi melalui Kristus kita dapat langsung berbicara kepada Bapa.

Maka sekarang berita pendamaian telah dipercayakan kepada kita supaya kita menjadi duta-duta kerajaan Allah bagi dunia ini (2 Kor 5:18-21). Kiranya kita diberi hati berbelas kasihan dan kerelaan untuk membawa kabar baik -- erita yang memberi hiidup ini, sebagaimana Ia menginginkan dan memampukan kita


Tugas

Cacatlah hal-hal yang penting kemudia kirim

60 views0 comments

Recent Posts

See All

Kematian Kristus

1. Mengapa Kristus harus mati di atas kayu salib "Penebusan dosa (rekonsiliasi antara Tuhan dan umat manusia) berakar di dalam kasih...

Comments


bottom of page