1. Peristiwa Kebangkitan Kristus
Kita bersyukur pada Tuhan karena Dia adalah Tuhan yang hidup. Kita melihat dalam 1 Korintus 15 dengan panjang lebar Paulus memaparkan kebenaran bahwa Yesus Tuhan adalah Tuhan yang sudah bangkit. Bahkan, tak ada satu agama yang besar di dalam dunia mempunyai konsep kebangkitan sebelum Yesus datang ke dalam dunia, baik dalam Konfusiusme, Taoisme, Budhisme, Hinduisme, Soroasterisme dsb. Jangankan fakta, konsep mengenai kebangkitan itu pun tidak ada dalam agama-agama tersebut. Namun sebenarnya, kebangkitan bukan dongeng atau mitos yang diketemukan oleh Kekristenan. Kebangkitan merupakan janji Allah kepada manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa dan yang sudah diikat oleh kuasa kematian.
Yesus Kristus bangkit dari antara orang mati. Paulus menegaskan pada waktu orang-orang Korintus dilanda oleh semacam rasionalisme yang tidak bertangggung jawab. Mereka mengatakan, "Tidak mungkin ada orang yang mati dapat bangkit kembali." Maka Paulus berkata, "Jikalau Yesus Kristus tidak bangkit, sia-sialah kepercayaanku. Jikalau Yesus Kristus tidak bangkit percumalah pemberitaanku." Di dalam kalimatnya Paulus menegaskan, betapa pentingnya keharusan orang Kristen percaya Yesus Kristus bangkit. Yesus Kristus bangkit bukan suatu kepercayaan yang dipaksakan karena perlu akan hal ini. Yesus Kristus bangkit bukan sesuatu mitos orang kafir yang dialihkan ke dalam kekristenan. Yesus Kristus bangkit bukan satu kemauan manusia, yang menginginkan suatu penerobosan untuk mengalahkan kuasa kematian. Yesus Kristus bangkit merupakan rencana Allah sebelum dunia diciptakan.
Percaya kepada kebangkitan merupakan suatu sistem iman kepercayaan yang tidak ada di dalam agama yang tidak diwahyukan. Sistem keagamaan dan iman tentang kebangkitan merupakan suatu pewahyuan yang khusus dari Tuhan Allah sendiri.
Di luar Kekristenan, hanya ada konsep kebangkitan dari wahyu umum yang samar-samar, yang pernah terlintas dalam pikiran manusia.
Kebudayaan Mesir membuktikan hal ini. Karena mummi-mummi yang dibuat di Mesir, melambangkan suatu pengharapan bahwa setelah manusia mati tidak berarti habis; sebuah konsep immortalitas. The concept of immortality is very well express in the manifacture of the mummi. Orang-orang Mesir setelah menemukan bahwa orang yang dikasihi itu meninggal, mencari obat-obat untuk mengawetkan tubuh yang sudah mati itu dengan puluhan kilo obat-obat yang berbau wangi yang bisa menghindarkan atau mencegah kerusakan dari tubuh manusia yang telah mati itu, lalu dibungkus dengan kain yang begitu banyak.
Kalau Saudara menuju ke kota Paris di Loever, Saudara menuju ke Chicago; di Chicago Museum, saudara menuju ke New York, museum di Leningrad, museum di British Museum; museum-museum yang penting di seluruh dunia, negara-negara yang maju, Engkau akan menemukan satu atau dua mummi dari orang-orang Mesir. Ada yang sampai sekarang masih ada, dan pada waktu diperiksa dengan rontgen maka ada kulit yang masih baik sehingga tubuh itu masih dalam kondisi baik. Karena orang Mesir mempunyai konsep bahwa manusia tidak hidup di dalam dunia hanya untuk beberapa puluh tahun saja. Setelah mati, mereka masih menantikan suatu hari kebangkitan. Kebudayaan Mesir merupakan kebudayaan yang agung sekali.
Kebudayaan Mesir telah menangkap sesuatu unsur yang tidak ada pada kebudayaan-kebudayaan lain. Di dalam pembagian jenis kebudayaan, Prof. Dr. Sorokin, seorang sosiolog yang besar, telah memberikan pemisahan dan pengklasifikasian dari kebudayaan. Dan, bagi saya sendiri kebudayaan Mesir harus dipisahkan dari kebudayaan-kebudayaan yang lain. Karena dalam kebudayaan Mesir telah menangkap suatu konsep, meskipun samar sekali, yaitu tentang kebangkitan manusia, tetapi konsep ini tidak pernah muncul di dalam agama-agama yang lain.
2. Peristiwa Kebangkitan Kristus Sebagai Salah satu tanda telah di kalahkan
Kebangkitan Kristus itu penting karena beberapa alasan. Pertama, kebangkitan memperlihatkan kuasa Allah yang luar biasa dahsyatnya. Mempercayai ada kebangkitan itu sama dengan mempercayai Allah. Kalau Allah itu ada, maka Dia menciptakan alam semesta dan berkuasa atasnya, Dia juga memiliki kuasa untuk membangkitkan orang mati. Jika Dia tidak memiliki kuasa seperti itu, Dia bukanlah Allah yang layak untuk diimani dan disembah. Hanya Dia, sang Pencipta hidup, yang dapat membangkitkan seseorang kembali dari kematian. Hanya Dia yang dapat memulihkan seseorang dari kuasa kematian, dan hanya Dia yang dapat menyingkirkan sengat kematian itu, dan kemenangan dari kubur. Dengan membangkitkan Yesus dari kubur, Allah mengingatkan manusia mengenai kedaulatanNya yang mutlak atas dosa dan kematian. Kedua, kebangkitan Yesus itu kesaksian akan kebangkitan umat manusia, yang akan menjadi ciri dasar iman Kristen. Berbeda dengan agama-agama lainnya, hanya kekristenan saja yang memiliki tokoh yang mengalahkan kematian dan karena itu bisa menjanjikan para pengikutNya hal yang sama. Semua agama (palsu) lainnya didirikan oleh manusia dan nabi; yang pada akhirnya berakhir di kuburan. Sebagai orang Kristen, kita mendapat penghiburan yang berlandaskan fakta bahwa Allah telah menjadi manusia, mati bagi dosa-dosa kita, dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Kubur tidak dapat mengalahkanNya. Dia hidup dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa di surga. Gereja memiliki Pimpinan yang hidup. Melalui 1 Korintus 15, Paulus menjelaskan secara detail makna pentingnya kebangkitan Kristus. Beberapa orang di Korintus tidak percaya pada kebangkitan orang mati, dan dalam pasal ini Paulus memberikan enam konsekuensi yang terjadi andai tidak ada kebangkitan: 1) pemberitaan akan Kristus tidak ada artinya (ayat 14); 2) iman dalam Kristus tidak ada gunanya (ayat 14); 3) semua saksi dan pemberita kebangkitan adalah pendusta (ayat 15); 4) tidak ada yang akan ditebus dari dosa (ayat 17); 5) orang-percaya pada zaman dulu semuanya akan binasa (ayat 18); dan 6) orang-orang Kristen adalah orang yang paling dikasihani di seluruh dunia (ayat 19).
Namun, Kristus yang sudah bangkit dari antara orang mati dan “telah menjadi buah sulung dari semua yang tertidur” (ayat 20), menjadi jaminan bahwa kita juga akan mengikuti Dia dalam kebangkitan. Firman Allah, yang diinspirasikan Allah sendiri, menjamin kebangkitan orang-orang percaya pada kedatangan Yesus Kristus untuk TubuhNya (Gereja) pada saat pengangkatan orang percaya. Pengharapan dan jaminan semacam ini diungkapkan dalam nyanyian agung mengenai kemenangan yang ditulis oleh Paulus dalam 1 Korintus 15:155, “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"” Bagaimanakah ayat-ayat penutup ini berhubungan dengan pentingnya kebangkitan? Paulus menjawab, “… jerih payahmu tidaklah sia-sia” (ayat 58). Dia mengingatkan kita bahwa karena kita tahu kita akan dibangkitkan kepada kehidupan yang baru, maka kita mampu menanggung penganiayaan dan bahaya demi untuk Kristus (ayat 29-31), sebagaimana yang dialami oleh Kristus, dan juga oleh ribuan martir sepanjang sejarah yang telah dengan senang hati memberikan hidup mereka dalam dunia ini, demi hidup kekal melalui kebangkitan. Kebangkitan itu harus dilihat sebagai kemenangan yang agung dan mulia bagi iman setiap orang percaya dalam Yesus Kristus yang mati, dikuburkan, dan bangkit pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci. Apalagi, Dia akan datang kembali. Orang-orang yang mati di dalam Kristus akan dibangkitkan, sementara mereka yang masih tinggal dan hidup pada saat kedatanganNya akan diubah dan menerima tubuh baru yang dimuliakan (1 Tesalonika 4:13-18). Mengapa kebangkitan Yesus Kristus penting? Kebangkitan Yesus mendemonstrasikan bahwa Allah menerima pengorbanan Yesus bagi kita. Hal itu membuktikan bahwa Allah berkuasa untuk membangkitkan kita dari antara orang mati. Hal itu menjamin bahwa mereka yang percaya pada Kristus tidak akan tinggal mati, namun akan dibangkitkan kepada kehidupan kekal. Inilah pengharapan agung kita!
Tugas
1. CACATLAH HAL-HAL PENTING KEMUDIAN KIRIMKAN
2. BAGI YANG BELUM MENGERJAKAN ULANGAN HARIAN ,SILAHKAN KERJAKAN DAN KIRIMKAN
Comments