1. Penciptaan Menurut Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama, pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Dan selanjutnya dijelaskan pada Kejadian 1 dan 2, penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 1 berasal dari sumber Codex yang telah ada pada permulaan pembuangan bangsa Israel ke Babel. Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 2 diduga diambil dari sumber Yahwist yang berasal dari zaman raja-raja. Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda. Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.
Allah adalah hal yang melampaui segala sesuatu dan segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia, tidak ada sesuatu yang telah jadi dari segala sesuatu yang telah diajdikan. Allah berada di luar dan di atas ciptaan-Nya. Allah tetap bekerja sampai sekarang. Allah menciptakan dunia selama enam hari secara teratur dan mengambil hari ketujuh untuk beristirahat. Dalam waktu enam hari Allah mengatur segala sesuatu yang dicipta-Nya. Pada tiga hari pertama, Allah menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos: pertama langit, air, dan kemudian lahan kering.Pada hari keempat, kelima, dan keenam, Allah menciptakan penduduk wilayah ini: pertama matahari dan bulan, kemudian ikan dan burung, dan akhirnya hewan dan manusia. Setelah Allah selesai menciptakan semua itu, Allah menilai bahwa semua itu baik. Allah menciptakan semua itu melalui Firman-Nya. Allah menyatakan kuasa-Nya dengan memisahkan cahaya dari kegelapan, serta langit dari bumi. beberapa orang menekankan kesetiaan dari metode Allah secara logis dengan pengulangan dari tujuh langkah secara teratur yang menggambarkan proses itu dengan menggunakan beberapa kata:
1. "Tuhan berkata"
2. "Jadilah"
3. "dan jadi"
4. yang khusus karya penciptaan
5. penamaan Tuhan atau berkat dari makhluk tersebut
6. Tuhan mengatakan bahwa semuanya itu baik, dan
7. "Jadilah petang dan pagi".
Allah menciptakan segala sesuatu di dunia selalu menggunakan pola dengan tujuh langkah yang telah disebutkan di atas. Kejadian 1:9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Dan semuanya itu baik. Makhluk hidup menerima berkat Tuhan. Umat manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. Tidak ada permasalahan yang terjadi di antara makhluk. Semua manusia memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk manusia dan ciptaan lain.
Kemudian, bumi itu menjadi tempat manusia hidup. Manusia adalah makhluk bumi, sebab manusia terbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, Adamah). Manusia yang dibentuk oleh Allah menjadi makhluk hidup ketika Allah menghembuskan napas hidup kepadanya (Kejadian 2:7). Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya (Yohanes 3:31).
Manusia ditempatkan dalam taman Eden dengan suatu tanggung jawab. Dalam taman Eden terdapat pohon pengetahuan yang baik dan buruk.[2] Pohon ini merupakan pohon pengetahuan segala sesuatu yang tidak terbatas. Setiap orang yang makan buah dari pohon itu, maka ia akan mengetahui segala sesuatu. Manusia ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak terbatas. Apabila hal itu terjadi, maka manusia telah melanggar hak yang hanya menjadi milik Allah yaitu kekekalan. Namun, pada akhirnya manusia tergoda oleh pencobaan dan semua menjadi kacau. Manusia menjadi makhluk yang memberontak terhadap Sang Pencipta. Manusia tidak mampu menerima bahwa pengetahuannya terbatas dan dirinya bukan pusat atas alam semesta.
2. Desain Inteligen
[caption id="" align="aligncenter" width="615" caption="intelligent design (rawstory.com)"][/caption]
Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut mengenai Intellegent Design (ID), ada baiknya Anda membaca terlebih dahulu mengenai artikel saya sebelumnya yang membahas pengertian evolusi (Evolusi=Manusia Berasal dari Kera?) sehingga lebih memahami topik permasalahan yang sedang dibicarakan. ID adalah teori ilmiah yang menyatakan bahwa penjelasan terbaik terciptanya alam semesta dan kehidupanadalah dikarenakan adanya suatu kecerdasan (intellegent cause), bukan karena suatu proses tak langsung seperti seleksi alam.
Dalam penerapannya, studi dan analisa yang dilakukan adalah dengan mencari fakta bahwa terbentuknya suatu objek membutuhkan suatu perancangan yang memerlukan kecerdasan untuk mendesainnya. Aplikasi dari teori ID antara lain dengan mendeteksi/membuktikan adanya perancangan pada struktur biologi kompleks, pembentukan DNA,dan asal mula keragaman mahluk hidup.
Meskipun bukan satu-satunya isu yang dikaji, asal-usul terciptanya keragaman mahluk hidup adalah isu yang paling populer untuk dibahas. Hal ini disebabkan karena pandangan ID yang berseberangan dengan evolusi darwin, yang menyatakan keragaman mahluk hidup terbentuk karena adanya spesiasi (terbentuknya spesies baru dari spesies lain yang berevolusi).
Sebagai sebuah teori yang mengkaitkan teorinya dengan perancangan cerdas, banyak yang menganggap ID tidak berbeda dengan kreasionisme. Walaupun demikian, sebenarnya ada perbedaan mendasar antara ID dengan kreasionisme. Dalam teorinya, kreasionisme dimulai dengan memasukkan penjelasan-penjelasan yang berasal dari kitab suci agama tertentu, yang kemudian mencoba memberikan penjelasan ilmiah mengenai hal tersebut.
Berbeda dengan kreasionisme, ID sama sekali tidak berkaitan dengan agama-agama tertentu. Proses analisa yang dilakukan pada ID mengacu pada tahapan metode ilmiah. Metode ilmiah sendiri tersusun atas empat proses utama, yaitu melakukan observasi, hipotesis, eksperimen, dan pengambilan kesimpulan.
Berkaitan dengan asal-usul keragaman mahluk hidup, perlu ditekankan lagi bahwa ID tidak menolak evolusi sepenuhnya. Perbedaan pandangan ID hanya terjadi pada tahap makro evolusi (teori evolusi darwin). Menurut ID, evolusi hanya mungkin terjadi pada tingkat mikro, sehingga tidak mungkin spesiasi mahluk hidup benar-benar terjadi seperti yang diyakini oleh para pendukung teori darwin.
Sebagai sebuah metode ilmiah, ID dimulai dengan sebuah observasi bahwa informasi spesifik dan kompleksitas tersusun akibat adanya kecerdasan. Teori perancangan tersebut menghasilkan sebuah hipotesis, yaitu jika memang benar suatu objek dihasilkan karena desain, maka tidak mungkin suatu objek tersusun akibat kebetulan semata. Hal inilah yang kemudian dikaji dan dianalisa mengikuti kaidah-kaidah saintifik.
Penjelasan sederhanya kira-kira dianalogikan seperti ini: Anda bersama teman anda menemukan sebuah ‘tempat tinggal’ di suatu daerah yang tidak berpenghuni. Teman anda yakin bahwa itu terbentuk akibat kejadian alam, mungkin akibat angin, hujan, petir, atau kejadian alamiah lain. Namun, Anda tidak sependapat dengannya, karena melihat bentuknya yang kompleks, dengan sisi-sisinya yang simetris, komposisi bangunan teratur, jauh dari kesan ‘berantakan’ karena ketidaksengajaan.
Anda merasa ‘tempat tinggal’ tersebut terbentuk karena adanya perancangan cerdas. Meskipun tidak bisa menjelaskan siapa yang merancang (bisa saja hewan atau manusia), namun dengan melihat bukti-bukti yang ada Anda merasa yakin bahwa hal tersebut terbentuk akibat perancangan dan bukan karena ketidaksengajaan.
Kelemahan Teori Evolusi Darwin
Di lain pihak, teori evolusi darwin yang berangkat dari sebuah observasi yang menolak adanya keterkaitan perancangan cerdas pada terbentuknya keragaman mahluk hidup, memiliki banyak kelemahan terkait teorinya. Diantaranya adalah kegagalannya dalam mencari bukti ilmiah bahwa mikro evolusi dapat berkembang manjadi makro evolusi. Hingga saat ini, belum ada pembuktian ilmiah mengenai hal tersebut.
Kemajuan pengetahuan tentang DNA juga semakin melemahkan teori evolusi darwin. Fakta ilmiah memperlihatkan perbedaan besar terkaitsusunan pohon kehidupan (tree of life). Jika dibandingkan, antara pohon kehidupan yang disusun berdasarkan karakteristik biologis (morfologi, anatomi, ataupun fisiologi) dengan yang disusun berdasarkan karakterisitk gen (DNA) memiliki perbedaan yang mencolok. Bukti-bukti tersebut semakin melemahkan dan mungkin ‘memaksa’ teori evolusi darwin hanya dipandang sebatas hipotesis belaka karena tidak bisa memberikan fakta ilmiah.
Sebenarnya, teori ID muncul bukan semata-mata untuk mematahkan teori evolusi darwin. Lebih dari itu, ID diharapkan dapat dijadikan pijakan untuk mencari kebenaran, terutama kaitannya dengan kemajuan sains itu sendiri. Secara ilmiah, penelitian-penelitian mengenai ID ini telah diakui keempirisan dan keilmiahannya.
Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyak hasil penelitiannya berstatus sebagai peer-rewied (semacam penyeleksian oleh para ahli dibidangnya terkait penelitian tersebut, sehingga hasil penelitian dianggap layak untuk diterima dan dijadikan rujukan penelitian lain). Jadi, sepertinya sudah tidak relevan lagi jika kemudian masih ada pihak yang masih meragukan keilmiahannya ataupun menuduh bahwa ID adalah perpanjangan tangan dari kreasionisme.
Tugas
1. Deskripsikanlah Tentang Penciptaan
2. Deskripsikanlah Tentang Desain Inteligen
3. Jaga Kesehatan, tetap di rumah dan berdoa
コメント